Wednesday 20 September 2017

Doa akhir tahun dan awal tahun Islam.


Sambutan Awal Muharram atau Maal Hijrah bertujuan untuk memperingati penghijrahan Nabi Muhammad S.A.W dari Kota Mekah ke Kota Madinah pada tahun 622 Masihi.

Terdapat beberapa amalan hari terakhir tahun hijrah dan awal 1 Muharram yang boleh kita buat sebagai umat Islam. Antaranya:

Berpuasa pada hari terakhir Zulhijjah.

Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW telah bersabda: “Seutama-utama puasa sesudah puasa Ramadhan ialah puasa Muharam dan seutama-utama solat sesudah solat fardhu ialah solat malam.”  (Sahih Muslim)

Berpuasa juga pada hari berikutnya iaitu hari pertama Muharam

“Sesiapa yang berpuasa pada hari akhir Zulhijah dan awal Muharam, nescaya Allah ampunkan segala dosanya walau selama 50 tahun melakukannya.”  (Hadis riwayat Ibni Abbas r.a.)

Membaca Doa Akhir Tahun sebelum waktu Maghrib.

Sesiapa yang membaca doa ini, syaitan berkata: “Sia-sialah kami sepanjang tahun ini kerana dia telah memusnahkan usaha kami, hanya dengan masa yang sebentar sahaja.”

Membaca Doa Awal Tahun selepas solat Maghrib atau pada malamnya.

Sesiapa yang membaca doa ini, syaitan berkata: “Telah aman anak Adam ini daripada godaan pada tahun ini kerana Allah mewakilkan dua malaikat memeliharanya daripada fitnah syaitan.”

“Sesiapa yang membaca doa ini pada 1 Muharam, Allah mewakilkan dua malikat memeliharanya pada tahun itu.”  (Hadis riwayat Ibni Abbas r.a.)

Qiamullail


  • Bersolat sunat – Solat Tahajjud, Solat Hajat, Solat Sunat Taubat.
  • Membaca Al-Quran.
  • Berzikir.

Selepas solat fardu Subuh pada 1 Muharram, bacalah gabungan ‘Bismillahirrahmaa-nirrahim’ dan ‘Ayat Kursi’ sebanyak 360 kali.

Sesiapa yang mengamalkannya, InsyaAllah akan diberikan keselamatan dan terpelihara dari sebarang musibah dan kesempitan rezeki.

Membaca doa awal tahun yang bersesuaian sebanyak 3 kali.





Semoga cuti Awal Muharram ini disambut dengan penuh keberkatan dan keredhaan Allah SWT. Jadikan amalan ini sebagai titik mula kehidupan baru kita pada tahun baru Hijriah 1439 H.

Sunday 30 July 2017

Kisah Sejarah Allah Menciptakan Babi Di Zaman Nabi Nuh A.S…


Kisah asal mula diciptakan nya babi dan tikus, ini kami ambil dari sebuah buku yang berjudul “Kisah Penciptaan & Tokoh-Tokoh Sepanjang Zaman” yang merupakan karya tulisan Syaikh Muhammad Bin Ahmad Bin Iyas.

Diriwayat, ketika kotoran binatang telah memenuhhi bahtera Nabi Nuh a.s, para penumpang bahtera mengadukan nya kepada Nabi Nuh. Atas pengaduan itu, Allah memberi wahyu kepada Nuh a.s. agar memeras ekor gajah.

Setelah dia memeras-meras nya, dari sana muncul babi jantan dan babi betina yang kemudian memakan kotoran-kotoran yang menumpuk di bahtera. Kemudian ketika babi itu bersin, dari bersin nya Allah menciptakan tikus jantan dan tikus betina. Keduanya berkembang biak dan kawanan tikus itu mulai menggit merosakkan kayu-kayu di bahtera.

Hal itu diadukan oleh penghuni bahtera. Atas pengaduan itu, Nuh menerjunkan kawanan kucing berbuntut untuk menguasai kawanan tikus. Kawanan kucing memangsa tikus dengan cepat hingga memusnahkan tikus yang terakhir. Dan sejak saat itu terjadilah permusuhan antara kucing dan tikus.
Ini pula adalah kisah yang diceritakan dengan lebih jelas bagaimana Allah menciptakan babi,tikus dan kucing semasa zaman Nabi Nuh A.S.

Di dalam sebuah kisah diceritakan bahwa ketika kapal Nabi Nuh masih berada diatas air ketika banjir besar. Kapal masih berlayar diatas air tanpa mengetahui kemana arah untuk dituju. Kerana tujuan semata hanya untuk menyelamatkan diri dari bencana air banjir tersebut. Malangnya, segala kotoran yang dibuang oleh para binatang membuat keadaan dikapal menjadi tambah tidak selesa. Sehingga banyak menimbulkan penyakit bagi anak kapal yang tinggal didalamnya. Nabi Nuh hanya melihat dan diam dan menyerahkan urusan ini kepada Allah SWT. Nabi Nuh lalu bermohon agar dibukakan jalan keluar dari permasalahan ini.

Maka Malaikat Jibril menemui Nabi Nuh dan memerintahkannya untuk mengusap dahi seekor gajah. Setelah arahan itu disampaikan maka Nabi Nuh AS mengusap dahi seekor gajah yang ada didepannya. Atas Kuasa Allah SWT maka keluarlah sepasang babi dari belalai gajah yang diusapkannya. Semua anak kapal yang menyaksikan tampak keheranan dengan peristiwa ajaib tersebut. Maka babilah yang akan menyapu bersih seluruh kotoran yang ada dikapal tersebut. Karena demikian itu adalah makanannya. Tampak Nabi Nuh lega masalah yang dihadapinya selesai.

Malangnya,iblis telah menyusup didalam kapal bahtera yang dihuni oleh Nabi Nuh dan para pengikutnya. Lantas iblis membuat onar didalam kapal. Dia mengusapkan bagian belakang tubuh babi tersebut, lalu muncullah dari hidung babi tersebut sepasang tikus. Tikus tersebut menggigit-gigit papan papan dan barang-barang yang ada didalam kapal.

“Dari mana sebab datangnya semua ini, sehingga semua barang-barang yang ada dikapal habis dan rosak” ucap Nabi Nuh keheranan. Maka Jibril mendatangi beliau dan memberitahukannya, bahwa yang melakukan ini semua adalah akibat iblis. Lantas Jibril menyampaikan kepada Nabi Nuh agar mengusap bagian belakang tubuh harimau. Maka Nabi Nuh mengusap bagian belakang tubuh harimau. Ketika Nabi Nuh mengusapnya maka keluarlah sepasang kucing yang kemudian segera memburu tikus yang ada didalam kapal.

Begitulah Sejarah penciptaan babi, kucing dan tikus dibumi.

Tuesday 20 June 2017

Keistimewaan “Mueeza”, Kucing Kesayangan Rasulullah S.A.W.


Kucing merupakan salah satu hewan pemeliharaan yang sangat populer di seluruh dunia, termasuk indonesia. Dalam sejarah islam, kucing memiliki keistimewaan yang sangat luar biasa. Baginda Nabi berpesan kepada para sahabatnya untuk menyayangi kucing peliharaan, layaknya menyayangi keluarga sendiri.

Salah satu kucing yang dimiliki oleh nabi yaitu Mueeza, kucing ini sungguh sangat luar biasa karena Mueeza selalu mengeong ketika mendengar adzan, dan seolah-olah suaranya terdengar seperti mengikuti lantunan suara adzan.

Pada abad 13, dalam dunia seni islam rupa kucing dijadikan mata uang sebagai bentuk manifestasi penghargaan masyarakat islam. Sedangkan di dunia sastra, para penyair tak ragu untuk membuat syair bagi kucing peliharaannya yang telah berjasa itu. Dan masih banyak lagi kisah-kisah kucing yang sangat luar biasa dalam beradapab Islam.

Untuk selengkapnya, silakan langsung saja simak kisah selengkapnya berikut ini,

Kisah Mueeza, Kucing Kesayangan Rasulullah S.A.W.

Diceritakan dalam suatu kisah, Nabi Muhammad SAW memiliki seekor kucing yang diberi nama Mueeza. Suatu saat, dikala nabi hendak mengambil jubahnya, di temuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai diatas jubahnya.

Tak ingin mengganggu hewan kesayangannya itu, nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri Mueeza dari jubahnya. Ketika Nabi kembali ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk sujud kepada majikannya. Sebagai balasan, nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing itu sebanyak 3 kali.

Dalam aktivitas lain, setiap kali Nabi menerima tamu di rumahnya, nabi selalu menggendong Mueeza dan di taruh dipahanya. Salah satu sifat Mueeza yang nabi sukai ialah ia selalu mengeong ketika mendengar adzan, dan seolah-olah suaranya terdengar seperti mengikuti lantunan suara adzan.

Kepada para sahabatnya, nabi berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan, layaknya menyayangi keluarga sendiri.

Hukuman bagi mereka yang menyakiti hewan lucu ini sangatlah serius, dalam sebuah hadist shahih Al Bukhori, dikisahkan tentang seorang wanita yang tidak pernah memberi makan kucingnya, dan tidak pula melepas kucingnya untuk mencari makan sendiri, Nabi SAW pun menjelaskan bahwa hukuman bagi wanita ini adalah siksa neraka.

Tak hanya nabi, istri nabi sendiri, Aisyah binti Abu Bakar Ash Shiddiq pun amat menyukai kucing, dan merasa amat kehilangan dikala ditinggal pergi oleh si kucing.

Seorang sahabat yang juga ahli hadist, Abdurrahman bin Sakhr Al Azdi diberi julukan Abu Hurairah (bapak para kucing jantan), karena kegemarannya dalam merawat dan memelihara berbagai kucing jantan dirumahnya.

Penghormatan Para Tokoh Islam Terhadap Kucing Pasca Wafatnya Nabi Muhammad

Dalam buku yang berjudul Cats of Cairo dijelaskan pada masa dinasti mamluk, Baybars al Zahir, seorang sultan yang juga pahlawan garis depan dalam perang salib, sengaja membangun taman-taman khusus bagi kucing dan menyediakan berbagai jenis makanan didalamnya.

Tradisi dari Cats of Cairo ini akhirnya telah menjadi adat istiadat di berbagai kota-kota besar negara Islam.

Hingga saat ini, mulai dari Damaskus, Istanbul hingga Kairo, masih bisa kita jumpai kucing-kucing yang berkeliaran di pojok-pojok masjid tua dengan berbagai macam makanan yang disediakan oleh penduduk setempat.

Pengaruh Kucing Dalam Seni Islam

Pada abad 13, sebagai manifestasi penghargaan masyarakat Islam, rupa kucing dijadikan sebagai ukiran cincin para khalifah, termasuk porselen, patung hingga mata uang.

Bahkan di dunia sastra, para penyair tak ragu untuk membuat syair bagi kucing peliharaannya yang telah berjasa melindungi buku-buku mereka dari gigitan tikus dan serangga lainnya.

Kisah Kucing Yang Memberi Inspirasi Bagi Para Sufi

Seorang Sufi ternama bernama Ibnu Bashad yang hidup pada abad ke sepuluh Hijriyah bercerita, suatu saat ia dan sahabat-sahabatnya sedang duduk santai melepas lelah di atas atap masjid kota Kairo sambil menikmati makan malam.

Ketika seekor kucing melewatinya, Ibnu Bashad memberi sepotong daging kepada kucing itu, namun tak lama kemudian kucing itu balik lagi, setelah memberinya potongan yang ke dua, diam-diam Ibnu Bashad mengikuti ke arah kucing itu pergi, hingga akhirnya ia sampai disebuah atap rumah kumuh, dan didapatinya si kucing tadi sedang menyodorkan sepotong daging yang diberikan Ibnu Bashad kepada kucing lain yang buta kedua matanya.

Peristiwa ini sangat menyentuh hatinya hingga ia menjadi seorang sufi sampai ajal menjemputnya pada tahun 1067. Selain itu, kaum sufi juga percaya, bahwa dengkuran nafas kucing memiliki irama yang sama dengan dzikir kalimah Allah.

Kisah Teladan dari Seekor Kucing

Salah satu cerita yang cukup mahsyur yaitu tentang seekor kucing peliharaan yang dipercaya oleh seorang pria, untuk menjaga anaknya yang masih bayi dikala ia pergi selama beberapa saat.

Bagaikan prajurit yang mengawal tuannya, kucing itu tak hentinya berjaga di sekitar sang bayi. Tak lama kemudian melintaslah ular berbisa yang sangat berbahaya di dekat si bayi mungil tersebut. Kucing itu dengan sigapnya menyerang ular itu hingga mati dengan darah yang berceceran.

Sorenya ketika si pria pulang, ia kaget melihat begitu banyak darah di kasur bayinya. Prasangkanya berbisik, si kucing telah membunuh anak kesayangannya! Tak ayal lagi, ia mengambil pisau dan memenggal leher kucing yang tak berdosa itu.

Tak lama kemudian, ia kaget begitu melihat anaknya terbangun, dengan bangkai ular yang telah tercabik di belakang punggung anaknya.

Melihat itu, si pria menangis dan menyesali perbuatannya setelah menyadari bahwa ia telah membunuh kucing peliharaannya yang telah bertaruh nyawa menjaga keselamatan anaknya. Kisah ini menjadi refleksi bagi masyarakat Islam di Timur Tengah untuk tidak berburuk sangka kepada siapapun.

Hukum Membunuh Kucing

Tahukah anda bahwa Nabi Muhammad s.a.w. juga membela kucing? Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW, bersabda:

“Seorang wanita diseksa kerana mengurung seekor kucing sampai mati. Kemudian wanita itu masuk neraka karenanya, yaitu karena ketika mengurungnya ia tidak memberinya makan dan tidak pula memberinya minum sebagaimana ia tidak juga melepasnya mencari makan dari serangga-serangga tanah.” (Shahih Muslim No.4160).

Dan dalam syariat Islam, seorang muslim diperintahkan untuk tidak menyakiti atau bahkan membunuh kucing, berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari kisah Abdullah bin Umar dan Abu Hurairah.

Manfaat Kucing di Dunia Ilmu Pengetahuan

Salah satu kitab terkenal yang ditulis oleh cendikiawan Muslim tempo dulu adalah kitab Hayat al Hayaawan yang telah menjadi inspirasi bagi perkembangan dunia zoologi saat ini.

Salah satu isinya mengenai ilmu medis, banyak para dokter Muslim tempo dulu yang menjadikan kucing sebagai terapi medis untuk penyembuhan tulang, melalui dengkuran suaranya yang setara dengan gelombang sebesar 50 hertz. Dengkuran tersebut menjadi frekuensi optimal dalam menstimulasi pemulihan tulang.

Tak hanya ilmu pengetahuan, bangsa barat juga banyak membawa berbagai jenis kucing dari timur tengah, hingga akhirnya kepunahan kucing akibat mitos alat sihir di barat dapat terselamatkan.

Kisah Kucing Palestina Yang Dipenjara di Sel Khusus Israel: Kucing “Muqawwamah”

Jika boleh iri, kaum Muslimin mungkin harus iri kepada kucing Palestina. Pasalnya, ditengah ketidakmampuan kita ikut membela saudara-saudara kita di Palestina yang kini sedang berjuang mempertahankan Masjidil Aqsha dari ancaman israel, justru seekor kucing tampil sebagai pahlawan. Kucing itu dinilai zionis-israel dapat membangkitkan perlawanan (muqawwamah).

Sebagaimana dikutip dari votreesprit@wordpress, zionis-israel telah mengurung seekor kucing Palestina. Kucing ini dinilai menjadi penghubung pada sel isolasi di kamp tahanan pejuang-pejuang Palestina di Negev.

Menurut pejabat israel, kucing tersebut membantu para tahanan dengan membawa barang-barang ringan seperti surat, roti dan lainnya dari satu sel ke sel lain. Wow!

Peran itu dimainkan si kucing selama berbulan-bulan, sebelum akhirnya sang kucing ketahuan. Akhirnya, penjaga penjara Negev lalu menjebloskan kucing itu ke dalam sel khusus.

Nah, siapa bersedia menjenguk kucing yang pintar ini? Adakah kira-kira pengacara dermawan yang akan membelanya? Kucing, hewan favorit lucu kesayangan Rasulullah SAW yang sempat menghibur selama hidup beliau. Miaw… meong… (sumber: dream.co.id/ khususdoa@blogspot).

Sunday 18 June 2017

Formula menjemput Rezeki



Subhanallah, Selepas melakukan perkara ini, rupa-rupanya mudah untuk mendapat rezeki yang melimpah ruah. Kalau mahu dihitung nikmat rezeki yang kita dapat memang tidak mampu punya ...

1. DHUHA
Jika kita selalu buat 2 Rakaat, sekarang ubah lebih rakaat. Makin lama makin meningkat. Selepas Solat Dhuha kita perlu baca surah Al-Waqiah. Waktu DHUHA rasakan getaran kita untuk menjadi apa, contohnya jika ingin jadi JUTAWAN. Doalah jadi JUTAWAN BERKAT.

2. TAHAJJUD
Bangunlah menunaikan solat ini setiap malam. Tambahkan juga bilangan rakaat tahajjud ni. Muhasabah diri dan mintalah pertolongan Allah sebulat-bulatnya.

3. AL QURAN
Bangun pagi jangan buka hp atau rancang nak buat apa2 dulu, mandi dan ambil wudhuk terus baca Al-Quran & terjemahan walaupun 1 ayat.

4. ZIKIR.
Ya Wahhab 40,000 kali setiap hari selama 7 hari. Jika tiada perubahan buatlah sehingga 40 hari.

5. SOLAT BERJEMAAH
terutama lelaki. Orang lelaki juga diminta telefon ibu 1 hari 5 kali atau lebih.

6. SILATURRAHIM
Jangan memecahkan silaturrahim. Maafkan mereka yang pernah sakiti kita dengan hati yang yang lapang dan tenang..

7. BERSEDEKAH. Sedekah punyai satu power yang luar biasa. Allah gandakan 10 & boleh digandakan lagi 700 kali..

8. SOLAT AWAL WAKTU
Solatlah di awal waktu. Jika tgh susun 40 batu, tiba ke batu yang ke 39 azan berkemandang, sambunglah batu terakhir selepas solat..

9. BERGANTUNG PENUH DENGAN ALLAH
Jangan mengharapkan manusia di luar sana.

10. TAWAKAL DAN USAHA
Minta sepenuh hati kepada Allah, baru usaha.

4 amalan surah setiap hari.
● Surah Yaasin- Setiap solat fardhu
● Surah Al-Waqiah-Waktu Dhuha
● Surah Ar-Rahman- Waktu Asar
● Surah Al-Mulk - Sebelum tidur

Lain-lain:
1. Minumlah air masak 3 liter sehari.
2. Jika yang perempuan mulalah pakai stokin. Sebab penyakit bermula dari kaki.
BILA SEMUA AMALAN TELAH DIBUAT, SEGALANYA AKAN BERUBAH..
Wallaahua'lam..

Kenapa Dr. Maurice Bucaille Memeluk Islam Selepas Bedah Mumia Firaun?


Pada pertengahan tahun 1975, Perancis yang ketika itu di bawah pemerintahan Presiden Francisco Mitterand menawarkan kerajaan Mesir bantuan untuk meneliti, mempelajari dan menganalisis mumia Firaun, Ramsess II yang sangat terkenal.


Firaun yang dikatakan hidup di zaman Nabi Musa yang akhirnya mati tenggelam dalam Laut Merah ketika mengejar Musa dan para pengikut baginda yang melarikan diri daripada kekejamannya.

Mesir menyambut baik tawaran itu dan membenarkan mumia itu diterbangkan ke Paris. Malah ketika sampai di sana kedatangan mumia itu disambut dengan pesta dan keramaian.

Ini termasuklah apabila Mitterand dan para pemimpin Perancis yang lain tunduk hormat ketika mumia itu dibawa lalu di hadapan mereka.


Mumia itu kemudiannya diletakkan di ruang khas di Pusat Arkeologi Perancis. Di situ ia bakal diperiksa sekali gus membongkar rahsianya oleh para pakar, doktor bedah dan autopsi Perancis yang dipimpin oleh doktor yang sangat terkenal, Prof. Dr. Maurice Bucaille.

Bucaille seorang pakar bedah kenamaan Perancis yang dilahirkan di Pont-L’Eveque pada 19 Julai 1920. Memulakan kerjaya di bidang perubatan am dan pada tahun 1945 beliau diiktiraf sebagai pakar di bidang gastroentorologi.

Ramai kerabat diraja dan keluarga pemimpin dunia menggunakan khidmat Dr. Bucaille, termasuk Raja Faisal Arab Saudi dan pemimpin Mesir, Anwar Sadat.

Lalu kesempatan beliau untuk membedah dan menyiasat mumia Firaun, mengerah seluruh tenaga dan mindanya untuk menguak misteri di sebalik penyebab kematian raja Mesir kuno itu.

Ternyata, hasilnya sangat mengejutkan. Dr. Bucaille menemukan sisa-sisa garam yang masih melekat pada jasad mumia tersebut sebagai bukti terbesar bahawa Firaun itu mati akibat tenggelam di dalam laut. Iaitu jasadnya segera dikeluarkan dari laut, ‘dirawat’ segera dan dijadikan mumia supaya jasad itu kekal awet.

Namun penemuan itu menimbulkan persoalan yang sangat besar kepada Dr. Bucaille. Bagaimana jasad tersebut masih dalam keadaan sangat baik berbanding jasad-jasad yang lazimnya tenggelam dan dikeluarkan daripada laut?


Lalu beliau menyiapkan sebuah laporan akhir yang diyakininya sebagai penemuan baru, iaitu proses menyelamatkan mayat Firaun dari laut dan kaedah pengawetannya.

Laporan tersebut diterbitkan dengan tajuk; Mumia Firaun: Sebuah Penelitian Perubatan Moden (judul asalnya; Les Momies Des Pharaons Et La Midecine). Ekoran penerbitan laporan itu, Dr Bucaille dianugerah penghargaan tertinggi kerajaan iaitu Le Prix Diane Potier-Boes (Penghargaan Dalam Sejarah) oleh Academie Frantaise dan anugerah Prix General daripada Academie Nationale De Medicine, Perancis.

Namun seorang rakan sempat membisikkan kepada Dr. Bucaille bahawa penemuan ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru.

“Jangan tergesa-gesa kerana sesungguhnya umat Islam telah berbicara mengenai peristiwa Firaun yang mati lemas dan mayatnya dipelihara sehingga hari ini!”

Namun kata-kata itu ditentang keras oleh Dr. Bucaille kerana beliau menganggap sangat mustahil. Baginya membongkar sesebuah misteri yang lama tidak mungkin dapat diketahui kecuali dengan perkembangan teknologi moden, peralatan dan makmal canggih yang mutakhir dan tepat.

Kisah Firaun dalam al-Quran

Hakikatnya Dr. Bucaille menjadi serba salah dan bingung apabila diberitahu bahawa al-Quran yang diyakini dan dipercayai oleh umat Islam telahpun meriwayatkan kisah tenggelamnya Firaun dan kemudian mayatnya diselamatkan.

Beliau semakin tertanya-tanya, bagaimana perkara seperti itu dapat diterima oleh akal kerana mumia itu baru sahaja ditemui sekitar tahun 1898. Sedangkan al-Quran telah ada di tangan umat Islam sejak ribuan tahun sebelumnya.

Sambil mata tidak lepas memandang mumia Firauan yang terbujur di hadapannya, Dr. Bucaille terus tertanya-tanya bagaimana al-Quran dapat membicarakan kisah Firaun yang jasadnya diselamatkan dari hancur sejak ribuan tahun lalu.

“Apakah masuk akal di hadapanku ini adalah Firaun yang cuba menangkap Musa (Nabi)? Apakah masuk akal Muhammad (Nabi) mengetahui hal sejarah ini? Pada hal kejadian Musa dikejar Firaun telah berlaku sebelum al-Quran diturunkan,” bicara hatinya sendirian.

Lalu beliau mendapatkan kitab Injil yang di dalamnya hanya membicarakan Firaun yang tenggelam di tengah laut saat mengejar Nabi Musa tetapi tidak diceritakan mengenai mayat Firaun.

Sementara dalam Kitab Perjanjian Lama (Injil Lama) pula yang diceritakan dalam kitab itu hanyalah: “Air (laut) pun kembali seperti sebuah lautan yang berombak dan beralun, menenggelamkan kereta-kereta (chariot) kuda, pasukan berkuda dan seluruh bala tentera Firaun tanpa ada seorang pun yang berjaya menyelamatkan diri. Tetapi anak-anak Israel dapat menyelamatkan diri atas daratan kering di tengah-tengah laut itu”. (Exodus 14:28 dan Psalm 136:15)

Dr. Bucaille sangat terkejut kerana tidak ada disebut langsung mengenai apa yang terjadi seterusnya kepada mayat Firaun selepas tenggelam itu.

Ini menjadikan beliau semakin kebingungan.

Apabila mumia dikembalikan semula ke Mesir, Dr. Bucaille terus mendapatkan kepastian mengenai mumia itu. Lalu beliau memutuskan untuk bertemu dengan para ilmuwan Islam mengenai sejarah Nabi Musa, kekejaman Firaun sehinggalah Bani Israel meninggalkan Mesir dan dikejar Firaun dengan seluruh bala tentera di belakang mereka.

Maka salah seorang mereka terus bangun dan membaca ayat al-Quran berhubung sejarah tersebut untuk Dr. Bucaille mendengarkannya sendiri:

“Maka pada hari ini Kami selamatkan badan kamu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudah kamu dan sesungguhnya kebanyakan manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. (Yunus: 92).”

Apabila mendengar ayat ini, hati Dr. Bucaille benar-benar tersentuh. Beliau akhirnya mengakui kebenaran ayat itu kerana ia dapat diterima akal dan memberikan satu inspirasi serta dorongan kepada sains untuk maju meneroka lebih jauh lagi.

Lalu dengan hati yang begitu bergetaran dalam menahan sebak dan keharuan, beliau pun bangun dan dengan suara yang lantang berkata: “Sesungguhnya aku masuk Islam dan beriman dengan al-Quran ini.”

Tidak sekadar beliau mengakui kebenaran dan memeluk Islam tetapi beliau kemudiannya pulang ke Perancis dengan menggali seluruh isi al-Quran.

Akhirnya beliau berjaya menerbitkan buku yang sangat mengejutkan seluruh dunia dan sehingga kini telah diterjemahkan dalam pelbagai bahasa pada tahun 1976, iaitu The Bible, the Qur’an, and Science : The Holy Scriptures Examined in the Light of Modern Knowledge.

Melalui buku ini, Dr. Bucaille yang kemudiannya dikenali sebagai Dr. Yahya Maurice Bucaille berjaya membuktikan bahawa al-Quran adalah selari dengan fakta-fakta sains sementara kitab Injil adalah sebaliknya.

“Sains dan Islam umpama saudara kembar yang tidak boleh berpisah. Ini kerana dalam Injil terdapat pelbagai kesilapan dari aspek saintifik tetapi tiada sedikitpun kesilapan seperti itu ada dalam al-Quran.

“Al-Quran yang di dalamnya diceritakan segala penjelasan mengenai fenomena alam semula jadi yang sangat bertepatan dengan sains moden,” katanya.

Beliau memberikan kesimpulan bahawa tidak syak lagi al-Quran benar-benar kalam Allah.

Monday 24 April 2017

Dah Pergi Umrah Tapi Tak Berubah Pun? WAJIB BACA!


Selalu ada yang komen, dah pergi umrah tapi takde beza pun. Alangkah sedihnya jika hal ini terjadi pada diri sendiri!

Pertama kali pergi umrah, biasanya kita sampai di tanah suci seperti seseorang yang buntu dan sesat. Memang kita rajin ke masjid, meraih pahala dan kelebihan beribadah, tetapi selepas beberapa hari, mungkin kita sendiri mula berasa 'bosan' kerana aktiviti yang dilakukan sama sahaja setiap hari.

Apa yang jadi? Dah berbelanja ribuan ringgit untuk sampai ke sana, tetapi sayangnya jiwa tidak disediakan sebelum berangkat.

Di sini, amat penting untuk saya tekankan bahawa apabila mendapat peluang mengerjakan umrah, perlu ada sesuatu target yang ingin dicapai di dalam diri sendiri. Sama seperti pada bulan Ramadhan, jika boleh, sebaiknya kita ingin perubahan yang kekal selepas pulang dari umrah.

Begitu ramai yang rajin bangun tahajjud setiap malam, membaca al-Quran pada setiap masa, solat berjemaah di masjid setiap waktu tetapi pulang dan kembali kepada diri asal mereka: subuh gajah, al-Quran sekadar hiasan, dan masjid di kawasan rumah sendiri pun tidak dijejaki.

Alangkah ruginya kita jika umrah kita tidak meninggalkan kesan 'lifelong-lasting-effect' kepada kita.

Ini adalah antara beberapa cadangan yang saya sendiri berasa telah amat membantu saya berusaha untuk mengekalkan perubahan dalam rutin harian selepas pulang dari umrah:

1) Pilih beberapa surah pilihan yang ingin dibaca setiap hari. Ramai yang pergi umrah dan mula membaca dari surah Al-Fatihah dan surah Al-Baqarah.

Pada bulan Ramadhan begitu juga, akhirnya kita bermula dari Al-Fatihah dan Al-Baqarah tetapi tidak juga menghabiskan bacaan al-Quran dalam tempoh masa sepuluh hari semasa mengerjakan umrah.

Kita tahu bahawa amat sukar untuk kita khatam Al-Quran semasa mengerjakan umrah. Jadi satu cara lain adalah untuk memilih satu atau dua surah pilihan yang kita wajibkan atas diri kita untuk jadikan surah amalan dan baca setiap hari ketika di sana, seperti surah al-Mulk atau surah al-Waqiah. Apabila pulang ke tanah air, kita teruskan sahaja rutin baru yang dimulakan dari tanah suci ini.

2) Kadangkala, kita duduk di masjid dan mula berzikir. Astaghfirullah 100 kali.

Alhamdulillah 100 kali.

Allahu akbar 100 kali.

Laa ilaha illallah 1000 kali.

Jika ini diteruskan juga apabila kita pulang ke tanah air, ini bermaksud kita telah berjaya membuat satu perubahan dalam rutin harian kita.

Tetapi ramai juga yang berzikir hanya di tanah suci, dan tidak pula berzikir apabila pulang ke tanah air. Ataupun, mereka cuma berzikir perkara yang sama tanpa menghayati zikir tersebut. Pandangan saya, gunalah peluang di tanah suci untuk mempelajari zikir baru.

Contohnya dengan mengamalkan al-Mathurat yang menjadi pendinding diri kita dari amalan sihir. InsyaAllah, pasang niat dalam hati untuk mengamalkan zikir-zikir tersebut saat kita pulang ke tanah air juga.

3. Dari segi pemakaian, ketika di tanah suci kita sering memakai telekung ke mana sahaja kita ingin pergi. Berjalan di shopping complex dan ke pasar kurma pun kita selesa memakai telekung kerana senang untuk pulang ke masjid untuk solat berjemaah. Hal ini mungkin membuat kita terlepas pandang untuk juga menjaga aurat kita ketika kita kembali ke tanah air.

Jika di Mekah dan Madinah kita tidak segan memakai telekung pada setiap masa, tetapi di Malaysia kita segan melabuhkan tudung menutupi dada, apatah lagi memakai handsock atau stokin.

Ironi!

Sayang, sungguh sayang, kerana Allah Taala telah pun menunjukkan bahawa diri kita ada potensi untuk menutup aurat dengan baik ketika berada di tanah suci. Jadi mengapa kita tidak teruskan apabila pulang ke tanah air?

Saat menerima jemputan dari Allah Taala ke tanah suci, pasanglah niat dan target, apa yang kita hendak capai ketika berada di sana. Antara kebaikan utama mengerjakan umrah adalah kita dipisahkan dari rutin harian dan fikiran tidak serabut dengan tugasan di pejabat dan di rumah. Inilah masanya untuk mengubah sesuatu dalam diri kita dan menambahkan amalan harian kita ketika kita pulang ke tanah air, meskipun sedikit.

Sesungguhnya, Allah Taala menyukai perubahan yang kecil tetapi konsisten.

Janganlah terlampau mengejar bacaan al-Quran dan khatam dalam masa 10 hari, sedangkan kita jarang sekali membaca walau satu ayat pada baki 356 hari yang ada.

Janganlah terlampau mengejar jumlah zikir, sedangkan fikiran dan hati berada di tempat lain tanpa menghayati maksud zikir tersebut.

Janganlah menutup aurat ketika berada di tanah suci dan ketika solat sahaja dan membuka aurat di tempat lain, kerana menutupi aurat adalah kewajiban dan 'uniform' seseorang yang bergelar Muslim dan Muslimah.

Janganlah tunggu umrah atau Ramadhan sahaja untuk berubah: mari kita berubah hari ini, walaupun kecil, walaupun sedikit, kerana ianya amat besar di mata Allah SWT. InsyaAllah. Jom istiqamah sampai layak ke syurga!

Bolehkah Ambil Gambar Di Hadapan Kaabah?

Ada yang kata, ambil gambar depan Kaabah seolah-olah seperti ada unsur riak. Jadi bolehkah ambil gambar di hadapan Kaabah sebenarnya?


Saat pulang dari umrah, memang dikira ‘trend’ kita pasti akan upload gambar di hadapan Kaabah. Yalah, setakat dapat makan KFC pun sudah ambil gambar, apatah lagi jika di hadapan Kaabah, betul tak?

Jadi ada yang bertanya, “Eh, sebenarnya boleh ke ambil gambar depan Kaabah? Tak kena dam? Boleh ke ambil selfie depan Kaabah?”

Sebenarnya hukum mengambil gambar di hadapan Kaabah adalah harus, sama seperti mengambil gambar di tempat-tempat lain sebagai kenangan.

Jika kita berkongsi gambar ini di media sosial, ianya adalah untuk berkongsi perasaan seronok berada di Baitullah. Tiada masalah akidah jika kita ambil gambar, asalkan kita masih memelihara akhlak dan aurat kita sebagai orang Islam.

Semasa mengambil dan berkongsi gambar, jagalah hati juga dan pastikan ianya bukan kerana riak atau ingin menunjuk-nunjuk.

Pastikan diri kita sentiasa bebas daripada perasaan bangga dan riak. Sebaiknya, berdoalah juga di hadapan Kaabah, mohon supaya rakan-rakan dan ahli keluarga kita juga menerima jemputan ke tanah suci untuk menunaikan umrah.

Tetapi, ada satu waktu di mana kita dilarang sama sekali untuk mengambil gambar, sama ada di hadapan Kaabah ataupun di tanah suci Mekah.

Waktu ini adalah selepas kita telah melakukan tawaf wada.

Jadi, apakah tawaf wada ini, ya?

Tawaf wada adalah tawaf terakhir yang dilakukan sebelum meninggalkan tanah suci Mekah. Hukumnya adalah wajib, tetapi dimaafkan bagi wanita yang tidak dapat mengerjakannya kerana datang haid.

Jika kita ingin mengambil gambar di hadapan Kaabah, atau di mana-mana sahaja di tanah suci Mekah, pastikan ianya diambil sebelum melakukan tawaf wada ya!

Allahu alam.

Tuesday 14 March 2017

Ternyata Ini Sebabnya Mengapa Rasulullah SAW Melarang Kita Mencabut Uban

Hadis daripada 'Abdullah bin' Umar. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Uban adalah cahaya bg seorang mukmin. Tidaklah seseorang beruban walaupun sehelai dalam Islam melainkan setiap ubannya akan dihitung sebagai suatu kebaikan dan akan meninggikan darjatnya, "(HR. Al Baihaqi dalam Syu'abul Iman. Syaikh Al Albani dalam Al Jami 'Ash Shogir mengatakan bahawa hadis ini hasan).

Muhammad bin Hibban At Tamimi rahimahullah, yg lebih dikenali dengan Ibnu Hibban, dlm kitab Shahihnya menyebutkan pembahasan "Hadith yg menceritakan bahawa Allah akan mencatat kebaikan dan menghapuskan kesalahan serta akan meninggikan darjat seorang muslim kerana uban yg dia jaga di dunia."

Lalu Ibnu Hibban membawakan hadith berikut. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Janganlah mencabut uban kerana uban adalah cahaya pada hari kiamat nanti. Siapa saja yang beruban dalam Islam walaupun sehelai, maka dengan uban itu akan dicatat baginya satu kebaikan, dengan uban itu akan dihapuskan satu kesalahan, juga dengannya akan ditinggikan satu derajat, "(HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya. Syaikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Selalu ada yg tak pernah terfikirkan oleh akal biasa kita sebagai manusia yg hidup di zaman penuh teknologi kita melibatkan hampir semua perintah Rasulullah yg menyangkut ilmu pengetahuan. Misalnya, larangan seorang Muslim yang tidak boleh minum sambil berdiri atau harus tidak dengan kedudukan tertentu. Begitu juga dengan keajaiban yang tersimpan di setiap helai rambut yang sudah memutih atau uban.



Pada tahun 2012, Ismael Galvan Galvan dari Museo Nacional de Ciencias Naturales, Sepanyol melakukan kajian, mengenai uban. Dari hasil para penyelidik itu, ternyata uban merupakan tanda anda akan mempunyai hidup panjang dan sihat. Namun khabar buruk bagi anda yg mempunyai rambut merah, kerana ini berkaitan tahap yang lebih tinggi untuk menghidap kanser.

"Pada manusia, melanin kulit, rambut dan bulu merupakan jenis yg sama. Hal ini menghadkan pengetahuan tentang kesan fisiologi pigmentasi," kata Galvan.

Uban menandakan ketiadaan melanin. Ertinya, uban merupakan tanda hidup yg sihat.

"Jauh dari tanda berkaitan penuaan, uban menunjukkan keadaan yg baik," katanya. Jadi, anda sudah beruban? Subhanallah.

Tuesday 21 February 2017

Apakah Bumi Bulat Bola Atau Datar Menurut Pandangan Syariat?

Pengetahuan yang selama ini diketahui umumnya orang adalah bahwa bumi itu bulat, namun berkembang juga pemahaman bahwa bumi itu datar atau disebut juga pemahaman flat earth.


Salah satu masalah yang sedang berkembang akhir-akhir ini adalah perdebatan mengenai bentuk bumi kita, apakah bulat ataukah datar. Pengetahuan yang selama ini diketahui umumnya orang adalah bahwa bumi itu bulat, namun berkembang juga pemahaman bahwa bumi itu datar atau disebut juga pemahaman flat earth. Beberapa ulama sebenarnya telah membahas hal ini, mereka membahas masalah bentuk bumi dari perspektif syariat. Tentunya mereka berdalil dengan yang tersirat dalam auat-ayat Al-Quran dan hadits Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam yang mengabarkan tentang alam semesta ini.

Klaim ijma bumi itu bulat

Perlu diketahui bahwa ada klaim ijma’ dari sebagian ulama bahwa bumi itu bulat. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,

وقال الإمام أبو الحسين أحمد بن جعفر بن المنادي من أعيان العلماء المشهورين بمعرفة الآثار والتصانيف الكبار في فنون العلوم الدينية من الطبقة الثانية من أصحاب أحمد : لا خلاف بين العلماء أن السماء على مثال الكرة ……

قال : وكذلك أجمعوا على أن الأرض بجميع حركاتها من البر والبحر مثل الكرة . قال : ويدل عليه أن الشمس والقمر والكواكب لا يوجد طلوعها وغروبها على جميع من في نواحي الأرض في وقت واحد ، بل على المشرق قبل المغرب

“Telah berkata Imam Abul Husain Ibnul Munadi rahimahullah termasuk ulama terkenal dalam pengetahuannya terhadap atsar-atsar dan kitab-kitab besar pada cabang-cabang ilmu agama, yang termasuk dalam thabaqah/tingkatan kedua ulama dari pengikut imam Ahmad: “Tidak ada perselisihan di antara para ulama bahwa langit itu seperti bola

Beliau juga berkata: “Demikian pula mereka telah bersepakat bahwa bumi ini dengan seluruh pergerakannya baik itu di daratan maupun lautan, seperti bola.

Beliau berkata lagi: “Dalilnya adalah matahari , bulan dan bintang-bintang tidak terbit dan tenggelam pada semua penjuru bumi dalam satu waktu, akan tetapi terbit di timur dahulu sebelum terbit di bara”1.

Demikian juga Ibnu Hazm rahimahullah berkata,

أن أحد من أئمة المسلمين المستحقين لإسم الإمامة بالعلم رضي الله عنهم لم ينكروا تكوير الأرض ولا يحفظ لأحد منهم في دفعه كلمة بل البراهين من القرآن والسنة قد جاءت بتكويرها

“Para Imam kaum muslimin yang berhak mendapar gelar imam radhiallahu anhum tidak mengingkari bahwa bumi itu bulat. Tidak pula diketahui dari mereka yang membantah sama sekali, bahkan bukti-bukti dari Al-Quran dan Sunnah membuktikan bahwa bumi itu bulat”2.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,

في كون الأفلاك كروية الشكل والأرض كذلك وأن نور القمر مستفاد من نور الشمس وأن الكسوف القمرى عبارة عن انمحاء ضوء القمر بتوسط الأرض بينه وبين الشمس

“Bahkan alam semesta dan bumi betuknya adalah bola, demikian juga penjelasan bahwa cahaya bulan berasal dari pantulan sinar matahari dan gerhana bulan terjadi karena cahaya bulan terhalang oleh bumi yang terletak antara bulan dan matahari”3.

Demikian juga pendapat bahwa beberapa ulama kontemporer seperti Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin dan ulama lainnya.

Batalnya klaim Ijma’

Perlu diketahui juga bawa ada beberapa ulama ada yang menafikan bahwa bumi itu bulat seperti Al-Qahthaniy Al-Andalusy dalam kitab Nuniyah-nya,

كذب المهندس والمنجم مثله … فهما لعلم الله مدعيان

الأرض عند كليهما كروية … وهما بهذا القول مقترنان

والأرض عند أولي النهى لسطيحة … بدليل صدق واضح القرآن

“Telah berbohong ilmuan dan astronom yang semisal … mereka mengklaim atas ilmu Allah”

“Bumi menurut mereka bulat … mereka bergandengan dengan pendapat ini”

“Bumi menurut ahli ilmu agama adalah datar … dengan dalil yang jelas dari Al-Quran”4.

Demikian juga dalam Tafsir Jalalain, ketika menafsirkan ayat

وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ

“Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?” (Al-Ghaasyiyah: 20).

Dijelaskan bahwa dzahir ayat bumi itu (سُطِحَتْ) “sutihat” menunjukkan bumi itu (سطحية) “sathiyyah” yaitu bulat, dalam tafsir dijelaskan,

سطحت ظاهر في أن الأرض سطح وعليه علماء الشرع لا كرة كما قاله أهل الهيئة

“Makna ‘sutihat’ zahirnya menunjukkan bahwa bumi itu datar dan dijelaskan oleh ulama, bukan bulat sebagaimana dikatakan oleh ahli astronom”5.

Demikian juga Al-Qurthubi dalam tafsirnya, membantah bahwa bumi bulat, ketika menafsirkan ayat,

وَالْأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْزُونٍ

“Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran” (Al-Hijr: 19).

Beliau Al-Qurthubi berkata,

وهو يرد على من زعم أنها كالكرة

“Ini adalah bantahan bagi mereka yang menyangka bahwa bumi itu seperti bola”6.

Dari sini kita ketahui bahwa ada ulama yang menyelisihi klaim ijma’ yang disebutkan di atas.

Dalil-dalil yang digunakan kedua pendapat, dari Al-Quran dan As Sunnah

Masing-masing pendapat yang ada berdalil dengan Al Quran dan Sunnah dan saling membantah. Jika membahas dalil-dalil mereka maka cukup panjang, maka kita beri beberapa contoh saja:

1) Dalil bahwa bumi itu bulat menurut pro bumi bulat, surat Az Zumar ayat 5

Allah berfirman,

يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ

“Dia menutupkan/menggilirkan (takwrir) malam atas siang dan menutupkan/menggilirkan siang atas malam” (Az-Zumar : 5).

Pro bumi bulat berkata bahwa takwir itu bermakna lingkaran atau melingkari, misalnya melingkari penutup kepala imamah, karenanya bumi itu bulat-bola bergantian siang dan malam.

Pro bumi datar membantah bahwa justru itu dalil bahwa bumi itu datar dan berbentuk lingkaran (piring bulat), matahari dan bulan berputar melingkar di atas bumi dan menggantikan siang dan malam.

2) Dalil bumi itu datar menurut pro bumi datar, surat At Thur ayat 6

Yaitu posisi baitul makmur (ka’bah penduduk langit) yang berada tepat sejajar di atas ka’bah dunia di Mekkah

وَالْبَيْتِ الْمَعْمُورِْ وَالسَّقْفِ الْمَرْفُوعِْ . وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ

“dan demi Baitul Ma’mur , dan atap yang ditinggikan (langit), dan laut yang di dalam tanahnya ada api,” (QS. At-Thur: 4-6)

Al-Baghawi rahimahullah berkata,

” والبيت المعمور “، بكثرة الغاشية والأهل، وهو بيت في السماء حذاء العرش بحيال الكعبة

“Baitul Makmur: banyaknya yang memenuhi dan penduduknya, yaitu rumah di langit sekitar ‘Arsy dan sejajar dengan Ka’bah bumi” 7.

Pro bumi datar berkata: “Bagaimana mungkin bumi bulat-bola dan berputar kemudian baitul makmur sejajar dengan baitullah di Mekkah, bagaimana bisa sejajar kalau bumi-bulat berputar? berarti baitul makmur mutar-mutar di atas langit ikut bumi? Ini tidak masuk akal. Kalau bumi datar maka masuk akal jika sejajar”.

Pro bumi bulat membantah: “bisa jadi, ini hal ghaib yang tidak bisa masuk akal manusia, banyak hal ghaib yang tidak masuk akal kita sekarang, seperti di hari kiamat ada yang berjalan dengan wajahnya dalam Al-Quran. Orang dahulu tidak masuk akal jika ada yang bisa pergi ke tempat yang jauh dalam semalam saja, di zaman sekarang bisa saja dengan pesawat super cepat”.

3) Dalil bumi datar menurut pro bumi datar, surat Al Ghasyiyah ayat 20

Ayat yang menjelaskan bahwa bumi itu dihamparkan. Allah berfirman,

وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ

“Dan (apakah manusia tidak mau memikirkan) bagaimana bumi itu dihamparkan?” (Al-Ghasyiyah: 20).

Pro-datar berkata: “ini sangat jelas mengatakan bumi dihamparkan, menghamparkan permadani misalnya, tentu pada benda yang datar”.

Pro-bulat membantah: “silahkan lihat penjelasan ulama semisal syaikh Al-Utsaimin8 dan fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah9 yang menjelaskan bahwa bumi itu datar bagi pandangan manusia dari bumi, sedangkan bentuk sebenarnya adalah bulat-bola”.

4) Dalil bumi bulat menurut pro bumi bulat, klaim ijma’ dari Syaikhul Islam, Ibnu Hazm dan beberapa ulama lain.

Namun klaim ijma’ ini perlu dikritik karena adanya pendapat lain dari ulama terdahulu seperti Al Qurthuby dan penulis Tafsir Jalalain yang telah di sebutkan di atas.

Sebenarnya masih banyak lagi dalil-dalil lainnya yang menjadi pembahasan dua kubu dan kita cukupkan saja contohnya sebagaimana di atas.

Tidak ada dalil yang tegas menyatakan bahwa bumi bulat atau datar

Setelah kita melihat pendalilan dua kelompok yang berbeda pendapat, maka kita dapatkan dalam satu dalil yang sama, bisa mereka gunakan untuk mendukung pendapat mereka masing-masing yang bertentangan padahal dalilnya sama. Memang dalam Al-Quran dan Sunnah tidak didapatkan dalil yang tegas dan jelas mengenai hal ini yang menyebut dengan tegas “bumi bulat-bola” atau “bumi datar”.

Kita bisa lihat yang pro-bulat menggunakan penjelasan syaikh Al-‘Utsaimin mengatakan bahwa bumi itu bulat dengan dalil dan penjelasan oleh Syaikh. Akan tetapi di sisi lain, Syaikh Al-Ustaimin dan juga Syaikh Bin Baz berpendapat bahwa bumi adalah pusat tata surya dan tidak berputar sedangkan matahari yang mengelilingi bumi. Tentu ini bertentangan dengan sebagian orang yang pro bumi bulat, yang mereka menyakini bahwa bumi itu bulat dan mengelilingi matahari.

Tentunya Syaikh Al-‘Utsaimin dan Syaikh Bin Baz berpendapat bahwa matahari mengelilingi bumi dengan penjelasan dalil dalam Al-Quran dan Sunnah. Syaikh Utsaimin menjelaskan,

أما رأينا حول دوران الشمس على الأرض الذي يحصل به تعاقب الليل والنهار، فإننا مستمسكون بظاهر الكتاب والسنة من أن الشمس تدور على الأرض دورانا

“Pendapat kami, matahari yang mengelilingi bumi sehingga terjadi pergantian siang dan malam, kami berpegang teguh dengan dzahir Al-Quran dan Sunnah bahwa matahari itu yang benar-benar mengelilingi bumi”10.

Syaikh Bin Baz juga menafikan bahwa bumi berputar (berarti matahari yang berputar mengelilingi agar terjadi siang dan malam), beliau berkata,

أما دورانها فقد أنكرته وبيَّنتُ الأدلة على بطلانه

“Adapun perputaran bumi maka aku ingkari dan aku telah jelaskan dalil tidak benarnya (perputaran bumi)”11.

Dalil yang mereka gunakan untuk pernyataan “matahari mengelilingi bumi” juga banyak, salah satunya yang menurut mereka cukup jelas bahwa matahari bergerak mengelilingi bumi, yaitu hadits riwayat Bukhari dan Muslim bahwa matahari bergerak di peredarannya dan tatkala sampai di bawah Arsy maka matahari bersujud.

عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ أَنَّ اْلنَّبِيَّ قَالَ يَوْمًا : أَتَدْرُوْنَ أَيْنَ تَذْهَبُ هَذِهِ اْلشَّمْسُ؟ قَالُوْا: اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: إِنَّ هَذِهِ تَجْرِيْ حَتىَّ تَنْتَهِيَ إِلىَ مُسْتَقَرِّهَا تَحْتَ اْلعَرْشِ, فَتَخِرَّ سَاجِدَةً, فَلاَ تَزَالُ كَذَالِكَ حَتىَّ يُقَالَ لَهَا: اِرْتَفِعِيْ, اِرْجِعِيْ مِنْ حَيْثُ جِئْتِ فَتَرْجِعُ, فَتُصْبِحُ طَالِعَةً مِنْ مَطْلِعِهَا, ثُمَّ تَجْرِيْ لاَ يَسْتَنْكِرُهَا اْلنَّاسُ مِنْهَا شَيْئًا حَتىَّ تَنْتَهِيَ عَلىَ مُسْتَقَرِّهَا ذَلِكَ تَحْتَ اْلعَرْشِ فَيُقَالُ لَهَا: اِرْتَفِعِيْ, أَصْبِحِيْ طَالِعَةً مِنْ مَغْرِبِكِ, فَتُصْبِحُ طَالِعَةً مِنْ مَغْرِبِِهَا. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ: أَتَدْرُوْنَ مَتىَ ذَاكُمْ؟ ذَاكَ حِيْنَ (لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ ءَامَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِيْ إِيْمَانِهَا خَيْرًا) (الأنعام: 158)

Dari Abu Dzar  bahwa pada suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Tahukah kalian ke manakah matahari ini pergi?” Mereka berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui?” Beliau bersabda, “Sesungguhnya matahari ini berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dia bersujud. Dia tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya: ‘Bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang’, maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian dia berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dia bersujud. Dia tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya: ‘Bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang’, maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian berjalan sedangkan manusia tidak menganggapnya aneh sedikitpun darinya sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dikatakan padanya: ‘Bangunlah, terbitlah dari arah barat’, maka dia pun terbit dari barat.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Tahukah kalian kapan hal itu terjadi? Hal itu terjadi ketika tidak bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu atau dia belum mengusahakan kebaikan dalam masa imannya”12.

Akan tetapi yang mengatakan bahwa “bumi mengelilingi matahari” bisa membantah juga: matahari itu memang bergerak dan mengelilingi pusat tata surya. Mereka berpegangan pada fatwa ulama yaitu Syaikh Al-Albani yang menyatakan bahwa bumi itu berputar dan beliau pun membawakan dalil dan penjelasannya. Syaikh Al Albani berkata:

نحن في الحقيقة لا نشك في أن قضية دوران الأرض حقيقة علمية لا تقبل جدلا

“Kami sejatinya tidak ragu bahwa perputaran bumi merupakan fakta yang ilmiah dan tidak bisa dibantah”13.

Demikianlah, kesimpulannya mengenai apakah bumi datar atau bulat-bola, maka tidak kita dapatkan dalil yang tegas menyebutkan “bumi itu bulat” atau “bumi itu datar”.

Yang benar adalah sesuai dengan penelitian dan fakta ilmiah ilmu dunia

Apakah bumi datar atau bulat maka kita kembalikan lagi kepada penelitian dan fakta ilmiah. Hal ini dicerminkan dari sikap Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani di mana beliau menggabungkan kedua ilmu yaitu fakta ilmu dunia (yang menurut beliau benar) dan “yang tersirat” dalam Al-Quran dan Sunnah.

Simak tanya jawab beliau dan kehati-hatian beliau dalam berfatwa,

سؤال من مسلم بريطاني / هل في رأيكم أن العالم كروي أو مستقيم ؟
ج الشيخ : هذا السؤال جغرافي وإلا ديني ؟
س / كلاهما
ج الشيخ : كروي
س / هل أخطأ ابن باز حينما قال انها مستقيمة
ج الشيخ / مستقيمة أو مسطحة ؟
س / مسطحة
ج الشيخ / ليت أن الخطأ وقف عند المسألة الجغرافية

Pertanyaan untuk syaikh Al-Albani dari seorang muslim di Inggris:

Penyana: Apa pendapatmu, apakah bumi itu bulat atau datar?

Syaikh: Apakah ini pertanyaan geografi atau pertanyaan agama?

Penyanya: Keduanya

Syaikh: Bumi itu bulat-bola

Penanya: Jika demikian syaikh Bin Baz salah mengatakan bumi lurus (ingat ada klarifikasi bahwa syaikh Bin Baz mengatakan bumi itu bulat, pent)

Syaikh: Lurus atau datar?

Penanya: Datar

Syaikh: Saya berharap itu adalah kesalahan geografi (Syaikh Al-Albani yakin Syaikh bin Baz cerdas masalah agama sehingga, sehingga beliau berharap Syaikh bin Baz menjawab dengan pengetahuan beliau dari ilmu geografi, pent)14.

Dari tanya jawab ini kita dapat dua pelajaran penting:

Pertama: Syaikh Al-Albani sangat hati-hati berfatwa sehingga beliau bertanya apakah bumi bulat atau datar tersebut, apakah ditinjau dari segi ilmu agama atau ilmu geografi dan penanya menjawab “keduanya”. Maka syaikh Al-Albani menjawab bahwa bumi itu bulat, karena ditinjau dari ilmu geografi beliau bahwa bumi itu bulat, sedangkan dari ilmu agama, beliau lebih condong dengan dalil yang tersirat (bukan dalil tegas), karena tidak ada dalil yang tegas bahwa bumi itu bulat

Beliau menjelaskan setelah tanya jawab tadi bahwa tidak ada dalil tegasnya, beliau berkata,

ليس هناك نص قاطع يؤيد أحد الوجهين المختلفين …بعض الآيات من القرآن الكريم التي تتعلق بهذا الموضوع يمكن أن يفهم منها ثبات الأرض وسطحيتها ، والبعض الآخر يمكن أن يفهم منها حركتها ودورانها

“Tidak ada dalil tegas yang mendukung dua pendapat yang berbeda ini… sebagian ayat Al-Quran yang berkaitan dengan hal ini bisa jadi dipahami bahwa bumi itu tetap dan datar dan sebagian ayat lainnya bisa saja dipahami bumi bergerak dan berputar.”

Bahkan beliau menegaskan selanjutnya, permasalahan bumi itu bulat atau datar bukanlah permasalahan aqidah, beliau berkata

ولهذا قلنا أن هذه ليست مسألة اعتقادية

“Karenanya kami katakan bawa masalah ini bukanlah masalah i’tiqadiyah”15.

Tentunya jika memang masalah aqidah tentu sudah dibahas dan menjadi penekanan utama oleh banyak ulama dalam berbagai kitab mereka.

Kedua: Lihat sikap Syaikh Al-Albani yang bersebrangan dengan Syaikh Bin Baz, beliau sangat berharap Syaikh Bin Baz hanya salah dalam ilmu geografi saja dan ini wajar karena Syaikh Bin Baz bukan ahli geografi dan hanya ikut saja dari apa info yang sampai ke beliau.

Patut direnungi oleh sebagian kecil saudara kita muslim yang mungkin saling berdebat apakah bumi itu bulat atau datar sampai tahap mencela, menyindir dan sampai bermusuhan dalam masalah ini, padahal mereka bersaudara dalam Islam dan yang lebih penting hal ini bukanlah permasalahan aqidah.

Kesimpulan dari tulisan kami:

Tidak ada dalil yang tegas dalam Al-Quran dan Sunnah yang menyatakan bahawa bumi itu bulat atau datar, sedangkan klaim ijma yang ada perlu dipertanyakan validitasnya, karena diketahui ternyata ada beberapa ulama yang menyelisihi klaim ijma’ tersebut
Permasalahan apakah bumi bulan atau datar bukanlah permasalahan aqidah.
Jika memang bukan permasalahan aqidah terutama, tidak layak bagi kaum muslimin berpecah belah dalam hal ini, saling mencela, menyindir dan bermusuhan dalam rangka mendukung pendapatnya.
Karena bukan masalah aqidah maka tidak bisa menyebabkan seseorang menjadi kafir hanya karena keyakinan apakah bumi bulat atau datar. Karenanya syaikh Bin Baz ketika mengingkari bumi berputar (beliau berpendapat bumi diam), tetapi beliau tidak mengkafirkan yang mengatakan bumi berputar, beliau berkata,
ولكني لم أكفِّر من قال به

“Akan tetapi aku tidak mengkafirkan mereka yang mengatakan demikian”16.

Apakah bumi itu bulat atau datar maka dikembalikan kepada penelitian dan fakta ilmiah dan tentunya oleh para ahlinya dalam masalah ini. Allah berfirman,
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai ilmu jika kamu tidak mengetahui” (An-Nahl:43).

Dalil Al-Quran dan Sunnah yang sudah pasti dan tegas (dalil qath’i) tidak akan bertentangan dengan fakta ilmiah dan akal manusia yang sehat. Sebagaimana dijelaskan bahwa tidak ada dalil tegas apakah bumi itu bulat atau datar. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menjelaskan,
كل ما قام عليه دليل قطعي سمعي يمتنع أن يعارضه قطعي عقلي

“Semua yang telah ada dalil pasti/qath’i maka tidak bertentangan dengan akal yang sehat”17.

Yang lebih penting adalah dari “bumi datar atau bulat” adalah kita hidup di atas bumi, akan meninggalkan bumi menuju kampung akhirat yang kekal serta bagaimana agar bumi sebagai tempat mencari bekal untuk pulang ke kampung akhirat yaitu bekal iman, takwa, amal kebaikan yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk di muka bumi.
Demikian pemabahasan ini, semoga bermanfaat bagi kita.

***

@Laboratorium RS Manambai, Sumbawa Besar, Sabalong-Samalewa

Penyusun: dr. Raehanul Bahraen

Artikel Muslim.or.id